TOPIK 4 AKSI NYATA - FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA
Mahasiswa membuat sebuah tulisan
reflektif dalam bentuk artikel atau jurnal untuk menguatkan pemahaman tentang
Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil
Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam
Pendidikan Abad ke-21 dengan mengacu pada panduan berikut:
1.
Mahasiswa mengobservasi secara kritis apa tantangan
menghayati Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan
perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta
Didik dalam Pendidikan Abad ke-21.
Menurut pandangan saya, terdapat
beberapa tantangan dalam menginternalisasi Pancasila sebagai bagian dari
entitas dan identitas bangsa Indonesia, serta dalam merealisasikan Profil
Pelajar Pancasila dalam pendidikan yang berpihak pada peserta didik pada abad
ke-21.
Pertama, pandemi pada awal tahun
2020 telah mengakibatkan mudahnya akses internet peserta didik, yang pada
akhirnya membuat mereka lebih akrab dengan nilai-nilai, kebiasaan, budaya, atau
norma-norma dari negara lain, dibandingkan dengan pemahaman terhadap nilai-nilai
Pancasila sebagai entitas dan identitas nasional Indonesia. Akibatnya,
kekurangan pemahaman tersebut dapat mengurangi kesungguhan dan penghayatan
terhadap setiap prinsip yang terkandung dalam Pancasila.
Kedua, penurunan nilai karakter
peserta didik karena kurangnya pembiasaan dan bimbingan. Di samping itu,
perwujudan Profil Pelajar Pancasila dalam pendidikan juga menghadapi kendala,
seperti minimnya pemahaman guru terhadap implementasi Profil Pelajar Pancasila
di sekolah. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan dan pendidikan lanjutan untuk
guru agar mampu menerapkan Profil Pelajar Pancasila dengan baik, sehingga
pendidikan dapat secara efektif mendukung peserta didik pada era ke-21 ini.
Selain itu, terdapat tantangan dalam
mempertahankan Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia, serta
merealisasikan Profil Pelajar Pancasila dalam Pendidikan yang Berpihak pada
Peserta Didik Abad ke-21 untuk menjaga identitas nasional di tengah era
globalisasi. Tantangan tersebut mencakup 1) peningkatan perilaku hedonisme, 2)
penurunan semangat gotong royong, 3) pelemahan rasa nasionalisme dan
patriotisme, dan 4) penurunan tata krama.
Upaya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi tantangan tersebut melibatkan 1) penerapan nilai-nilai Pancasila
sebagai pedoman utama, 2) penanaman rasa cinta tanah air melalui pendidikan
2.
Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana Pancasila
sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar
Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan
Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas).
Untuk menginternalisasi nilai-nilai
Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia, serta menciptakan
profil pelajar Pancasila dalam pendidikan abad ke-21 di lingkungan sekolah,
terutama di ruang kelas, dapat dilakukan melalui pembiasaan yang didasarkan
pada keputusan kepala BSKAP nomor 009/h/kr/2022 tentang Dimensi, Elemen, dan
Subelemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka. Terdapat enam
dimensi dalam Profil Pelajar Pancasila, yaitu: beriman, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; mandiri; bergotong-royong; berkebinekaan
global; bernalar kritis; dan kreatif.
Keenam dimensi tersebut perlu
dipahami sebagai satu kesatuan utuh agar setiap individu dapat menjadi pelajar
sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila. Dalam konteks ekosistem sekolah, peserta didik diarahkan
untuk mengembangkan karakter dan kompetensi sesuai dengan enam dimensi Profil
Pelajar Pancasila.
Berikut adalah beberapa perwujudan
Profil Pelajar Pancasila dalam bidang pendidikan yang berfokus pada peserta
didik di abad ke-21, dengan menerapkan keenam dimensi tersebut:
1. Beriman,
Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia: Guru dapat
mewujudkannya dengan menanamkan rasa sayang, peduli, hormat, dan menghargai
diri sendiri. Selain itu, kegiatan berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran serta
pengapresiasian terhadap kelebihan peserta didik juga menjadi bagian dari
implementasi dimensi ini.
2. Mandiri:
Guru dapat memberikan tugas mandiri untuk melatih peserta didik mengatur
pikiran, perasaan, dan perilaku mereka guna mencapai tujuan belajar dan mengembangkan
diri, baik secara akademik maupun non-akademik.
3. Bergotong-royong:
Guru dapat menerapkan tugas berkelompok untuk melibatkan peserta didik dalam
kolaborasi, komunikasi interkultural, serta meningkatkan sikap positif terhadap
sesama.
4. Berkebinekaan
Global: Guru dapat mengenalkan berbagai kebudayaan Indonesia dan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba dan menghargai keberagaman
budaya. Melibatkan peserta didik dalam pengalaman kebinekaan juga dapat menjadi
bagian dari implementasi dimensi ini.
5. Bernalar
Kritis: Guru dapat menggunakan metode Problem Based Learning dan Project Based
Learning untuk membantu peserta didik memperoleh, memproses, menganalisis, dan
mengevaluasi informasi serta gagasan. Selain itu, merangsang refleksi pemikiran
dan proses berpikir dalam pengambilan keputusan juga penting.
6. Kreatif:
Guru dapat memberikan proyek-proyek yang mendorong peserta didik untuk
menghasilkan gagasan dan karya orisinal, serta mengembangkan keluwesan berpikir
dalam mencari alternatif solusi permasalahan sesuai dengan minat dan bakat
masing-masing.
Dengan demikian, melalui
implementasi keenam dimensi Profil Pelajar Pancasila, diharapkan peserta didik
dapat tumbuh menjadi individu yang tidak hanya kompeten secara akademik tetapi
juga memiliki karakter yang kuat dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.
Comments
Post a Comment